Pengantar Teknologi Farmasi
"Elixir"
"Elixir"
Dosen Pengampu :
Apt.Barmi Hartesi,M.Farm
Apt.Barmi Hartesi,M.Farm
Disusun oleh:
Kelompok 10
Putri Ayu Dianti (1848201002)
Olin Santia Manora (1848201020)
Nurul Atika (1848201047)
Putri Sandewi Juliani (1848201053)
Pira Pitriana Dewi (1848201063)
Pitriani (1848201066)
STIKES HARAPAN IBU JAMBI
PROGRAM STUDI FARMASI
2020
Putri Ayu Dianti (1848201002)
Olin Santia Manora (1848201020)
Nurul Atika (1848201047)
Putri Sandewi Juliani (1848201053)
Pira Pitriana Dewi (1848201063)
Pitriani (1848201066)
STIKES HARAPAN IBU JAMBI
PROGRAM STUDI FARMASI
2020
Elixir
Larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang dapat larut, biasnya dilarutkan dalam air yang karena bahan-bahannya, cara peracikan dan penggunaannya tidak dimasukkan ke dalam golongan produk lainnya. (Ambari,2018)
Larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang dapat larut, biasnya dilarutkan dalam air yang karena bahan-bahannya, cara peracikan dan penggunaannya tidak dimasukkan ke dalam golongan produk lainnya. (Ambari,2018)
Salah satu bentuk sediaan larutan adalah elixir. Elixir sediaan larutan
yang mengandung bahan obat dan bahan tambahan
(pemanis,pengawet,pewarna,pewangi) sehingga memiliki bau dan rasa yang
sedap dan sebagai pelarut digunakan etanol. Di sini etanol
berfungsi mempertinggi kelarutan obat. Pada elixir dapat ditambahkan
glycerol,sorbitol atau propilenglikol. Sedangkan untuk pengganti gula
bisa digunakan sirup gula.(MGMP,2015)
Eliksir merupakan larutan hidroalkohol yang jernih dan manis yang
dimaksudkan untuk penggunaan vital, dan biasanya diberi rasa untuk
menambah kelezatan. dibandingkan dengan sirup, eliksir biasanya kurang
manis dan kurang kental karena mengandung kadar gula yang lebih rendah
dan akibatnya kurang efektif dibanding sirup untuk menutupi rasa senyawa
obat. Karena eliksir bersifat hidroalkohol maka dapat menjaga obat baik
yang larut dalam air-etanol dalam larutan eliksir, biasanya eliksir
mengandung etanol 5-10%.(Ansel,1989)
Konsentrasi alkohol yang terdapat dalam sediaan OTC oral berdasarkan Food and Drug Administration (FDA):
- Anak <6 tahun maksimal 0,5%
- Anak 6-12 tahun maksimal 5%
Cara Pembuatan Elixir
1. Mencampur zat padat dengan pelarut atau campuran pelarut (kosolven) sambil diaduk hingga larut.
2.
Bahan yang larut dalam air dilarutkan terpisah dengan zat yang larut
dalam pelarut alkohol. Larutan air ditambahkan ke dalam larutan alkohol,
agar penurunan kekuatan alkohol dalam larutan secara gradien mencegah
terjadinya pemisahan atau endapan.
3.
Gliserin, sirup, dan propilenglikol dalam eliksir memberikan peranan
pada kestabilan zat terlarut dan dapat meningkatkan viskositas.
(Anonim,2009)
Pembagian Eliksir
Eliksir bukan obat
Eliksir bukan obat digunakan untuk ahli farmasi dalam pembuatan resep yang dibuat segar,yang meliputi :
1. Penambahan zat-zat obat untuk pembawa yang memberi rasa enak
2. Pengencer eliksir obat yang ada.
Contoh eliksir bukan obat :
- Compound Benzaldehyde Elixir
-Aromattic Elixir
-Iso-alcoholic Elixir (Anief,2000)
Eliksir Obat
Eliksir obat digunakan untuk keuntungan pengobatan dari zat obat yang
ada. Eliksir obat digunakan untuk efek terapi dari senyawa obat yang
dikandungnya.
Contoh elixir obat :
- Dexamethasone Elixir
-Acethaminophen Elixir
-Diguxin Elixir, dan sebagainya.
Formulasi
Formula Umum
R/
-Zat berkhasiat
-Pelarut utama (Etanol dan air dengan perbandingan tertentu sesuai dengan daya melarut zat berkhasiat)
-Pelarut tambahan (Gliserol, sorbitol, propilenglikol)
-Bahan pembantu (Pemanis; pewangi; pewarna; pengawet; anticaplocking agent; penstabil kimia seperti pendapar,pengompleks,antioksidan)
Contoh Formula : (Fornas,Hal 3)
R/
Acetaminophenum 120 mg
Aethanolum 500 μl
Glycerolum 2,5 ml
Propylenlycolum 500 μl
Sorbitoli solutio 70% 1,25 ml
Zat tambahan yang cocok secukupnya
Aqua destilata hingga 5 ml
Keuntungan Eliksir :
-Mudah ditelan dibandingkan tablet dan kapsul
-Larutan jernih tidak perlu dikocok lagi
-Dosis yang diperlukan dapat dilakukan perubahan sesuai keinginan dokter atau kebutuhan pasien.
-Waktu absorbsi lebih cepat maka kerja obat lebih cepat
Kekurangan Eliksir :
-Alkohol kurang baik untuk kesehatan anak. Karena mengandung bahan yang mudah menguap, maka sediaan harus disimpan dalam botol bertutup kedap dan jauh dari sumber api.
-Kurang efektif untuk menutupi rasa obat yang kurang menyenangkan, karena dibandingkan dengan sirup, eliksir biasanya kurang manis dan kental karena mengandung gula lebih sedikit. (Agoes G,2012)
Evaluasi Sediaan Elixir
Uji Organoleptis
Formulasi
Formula Umum
R/
-Zat berkhasiat
-Pelarut utama (Etanol dan air dengan perbandingan tertentu sesuai dengan daya melarut zat berkhasiat)
-Pelarut tambahan (Gliserol, sorbitol, propilenglikol)
-Bahan pembantu (Pemanis; pewangi; pewarna; pengawet; anticaplocking agent; penstabil kimia seperti pendapar,pengompleks,antioksidan)
Contoh Formula : (Fornas,Hal 3)
R/
Acetaminophenum 120 mg
Aethanolum 500 μl
Glycerolum 2,5 ml
Propylenlycolum 500 μl
Sorbitoli solutio 70% 1,25 ml
Zat tambahan yang cocok secukupnya
Aqua destilata hingga 5 ml
Keuntungan Eliksir :
-Mudah ditelan dibandingkan tablet dan kapsul
-Larutan jernih tidak perlu dikocok lagi
-Dosis yang diperlukan dapat dilakukan perubahan sesuai keinginan dokter atau kebutuhan pasien.
-Waktu absorbsi lebih cepat maka kerja obat lebih cepat
Kekurangan Eliksir :
-Alkohol kurang baik untuk kesehatan anak. Karena mengandung bahan yang mudah menguap, maka sediaan harus disimpan dalam botol bertutup kedap dan jauh dari sumber api.
-Kurang efektif untuk menutupi rasa obat yang kurang menyenangkan, karena dibandingkan dengan sirup, eliksir biasanya kurang manis dan kental karena mengandung gula lebih sedikit. (Agoes G,2012)
Evaluasi Sediaan Elixir
Uji Organoleptis
Uji
organoleptis diamati dengan secara kualitatif apakah sediaan elixir
tersebut sudah sesuai dengan ketentua sediaan elixir yang benar, yaitu
bau dan rasa yang sedap, tidak ada partikel yang tidak larut.
(Fatmawati.2018)
Uji pH
Sediaan diukur pH dengan menggunakan pH meter.
Uji Kandungan Mikroba
Uji
ini dilakukan dengan menggunakan media Plate Count Agar (PCA) dan
aquadest sampel yang dicampurkan pada medium agar dibiarkan selama 24
jam kemudia diamati di PCA alat menghitung mikroba.
Uji Densitas (Bobot Jenis)
Dengan menggunakan piknometer :
- Bersihkan piknometer dengan aquadest dan juga alkohol
- Timbang bobot pikno kosong dan catat hasilnya
- Isi pikno dengan aquadest kemudian timbang dan catat bobotnya
- Ganti isi pikno dengan sediaan kemudian timbang dan catat hasilnya
- Hitung bobot jenis larutan dengan rumus sebagai berikut :
Uji Viskositas
Digunakan
viskometer yang sudah bersih, pipetkan cairan ke dalam viskometer
dengan menggunakan pipet. Lalu hisap cairan dengan menggunakan pushball
sampai melewati 2 batas. Siapkan stopwatch, kendurkan cairan sampai
batas pertama lalu mulai penghitungan. Catat hasil, dan lakukan
perhitungan dengan rumus. Usahakan saat melakukan perhitungan kita
menggenggam di lengan yang tidak berisi cairan.
Daftar Pustaka
Agoes, Goswin. 2012. Sediaan Farmasi Likuida-Semisolida (SFI-7). Bandung : ITB Bandung.
Anief, H.C. 2000. Ilmu Meracik Obat.Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
Ansel, C.H. 1989. Bentuk Sediaan Farmasi. Edisi keempat.Penerjemah: Farida Ibrahim. Jakarta : UI Press.
Ambari, Yani. 2018. Uji Stabilitas Fisik Formulasi Elixir Paracetamol dengan Kombinasi Co-Solvent Propilen Glikol dan Etanol. Artikel Penelitian. Vol 1 No 1
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1978. Formularium Nasional, edisi 2. Jakarta
Fatmawati,Umi. 2018. Formulasi Suspensi Analgesik-Antipiretik Ibuprofen dengan Suspending Agent Gom dan CMC-NA. Artikel Penelitian. Vol 1 No 1
Fatmawati,Umi. 2018. Formulasi Suspensi Analgesik-Antipiretik Ibuprofen dengan Suspending Agent Gom dan CMC-NA. Artikel Penelitian. Vol 1 No 1
MGMP K.P. 2015. Ilmu Resep Teori 2. Yogyakarta : CV.Budi Utama.